Ada beberapa perbedaan mendasar antara daging babi dan sapi. Dr. Ir. Joko Hermanto,
Guru besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, mengatakan bahwa
secara kasat mata ada lima aspek yang terlihat berbeda antara daging
babi dan sapi yaitu warna, serat daging, tipe lemak, aroma dan textur. Atas dasar itu fokus pengamatan kami diarahkan pada lima aspek tersebut.
Dari segi warna,
terlihat daging babi memiliki warna yang lebih pucat dari daging sapi
(lihat gambar 1), warna daging babi mendekati warna daging ayam. Namun
perbedaan ini tak dapat dijadikan pegangan, karena warna pada daging babi oplosan biasanya dikamuflase dengan pelumuran darah sapi, walau kamuflase
in dapat dihilangkan dengan perendaman dengan air. Selain itu, ada
bagian tertentu dari daging babi yang warnanya mirip sekali dengan
daging sapi sehingga sangat sulit membedakannya.
Dari segi serat daging, perbedaan
terlihat dengan jelas antara kedua daging. Pada sapi, serat-serat
daging tampak padat dan garis-garis seratnya terlihat jelas. Sedangkan
pada daging babi, serat-seratnya terlihat samar dan sangat renggang.
Perbedaan ini semakin jelas ketika kedua daging direnggangkan bersama
(lihat gambar 2).
Dari penampakkan lemak, perbedaan
terdapat pada tingkat keelastisannya. Daging babi memiliki tekstur
lemak yang lebih elastis sementara lemak sapi lebih kaku dan berbentuk.
Selain itu lemak pada babi sangat basah dan sulit dilepas dari
dagingnya sementara lemak daging agak kering dan tampak
berserat (lihat gambar 3). . Namun kita harus hati-hati pula bahwa pada
bagian tertentu seperti ginjal, penampakkan lemak babi hampir mirip
dengan lemak sapi.
Dari segi tekstur, daging
sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibanding dengan
daging babi yang lembek dan mudah diregangkan (lihat gambar 4). Melalui
perbedaan ini sebenarnya ketika kita memegangnya pun sudah terasa
perbedaan yang nyata antar keduanya karena terasa sekali daging babi
sangat kenyal dan mudah di “biye” kan. Sementara daging sapi terasa solid dan keras sehingga cukup sulit untuk diregangkan
Dari segi aroma,
terdapat sedikit perbedaan antara keduanya. Daging babi memiliki aroma
khas tersendiri, sementara aroma daging sapi adalah anyir seperti yang
telah kita ketahui. Segi bau inilah yang -menurut pak
Joko- sebenarnya senjata paling ampuh untuk membedakan antar kedua
daging ini. Karena walaupun warna telah dikamuflase dan dicampur antar
keduanya, namun aroma kedua daging ini tetap dapat dibedakan. Sayangnya
kemampuan membedakan melalui aromanya ini membutuhkan latihan yang
berulang-ulang karena memang perbedaannya tidak terlalu signifikan.
Secara
umum karakteristk daging babi ternak dan babi hutan (celeng) mirip
satu sama lain, sementara daging babi memiliki perbedaan yang cukup
banyak dengan daging sapi. Namun ketika kedua jenis daging tersebut
telah dicampurkan, apalagi setelah dikamuflase dengan darah sapi,
keduanya (daging babi dan sapi) menjadi sangat sulit untuk dibedakan.
Penjualan daging babi oplosan merupakan kegiatan yang ilegal, sehingga
biasanya daging ini tidak di display di meja penjualan. Daging
ini biasanya dikeluarkan ketika ada pembeli yang menanyakan, “apakah
ada daging murah pak?” sehingga kita pantas menaruh curiga bila ada
penjual yang menjual daging dengan harga “miring”. Sifat yang lain juga
adalah lokasi penjualan yang biasanya di tempat yang gelap dan cukup
terpisah dari yang lainnya supaya daging tidak menjadi pusat perhatian
orang banyak..
Pada
akhirnya keputusan ada di tangan kita masing-masing, apakah kita ingin
mencoba untuk lebih mencermati tiap daging yang kita beli atau acuh
taj acuh saja. Perilaku kita akan menggambarkan seberapa besar kita
menaruh perhatian terhadap aspek kehalalan terhadap pangan yang kita
konsumsi dan juga sebagai parameter sejauh mana kita menghayati bulan
ramadhan yang mulia ini. Allahu a’lam bisshawab.
*Penulis
adalah kordinator wilayah Jawa Barat Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan
Indonesia (HMPPI), kritik saran dapat disampaikan ke:
assyaukani@gmail.com
sumber: http://iniunic.blogspot.com/2012/12/yuk-kenali-ciri-ciri-daging-babi-celeng.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar