Pantai Sawarna terletak di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Lokasi yang berjarak 150 km dari Rangkasbitung (Ibu Kota Kabupaten Lebak) ini makin komplet dengan gelombang spektakuler yang sempurna bagi para pencinta olahraga selancar. Tidak heran, pantai yang dibuka untuk publik ini menjadi semacam surga baru bagi peselancar Australia, Jepang, dan Korea. Salah satu spot favorit peselancar mancanegara untuk berselancar adalah Ciantir.
Pantai Sawarna merupakan salah satu pantai yang sangat indah dan menarik dengan pasirnya yang putih. Para wisatawan yang kebanyakan pencinta fotografi memilih menginap 2-3 hari di desa yang berada di kawasan Pantai Sawarna. Maklum, begitu banyak sudut keindahan Pantai Sawarna dapat dieksplorasi dan tidak cukup bila berkunjung hanya beberapa jam. Yang unik dari desa ini adalah lokasinya yang dipisahkan oleh aliran sungai dangkal yang cukup lebar. Makanya, siapapun yang ingin pergi ke desa tersebut harus melewati jembatan kayu gantung layaknya sedang melakukan outbound.
Selain pantainya yang indah, saat menelusuri tepi Pantai Sawarna, terdapat objek menarik yaitu Gua Laylay yang dihuni ribuan kelelawar. Dalam gua dapat dilihat jernihnya air yang mengalir menuruni gua.
Jika tertarik melakukan beach trekking, tidak ada salahnya meminta bantuan penduduk setempat atau pemilik penginapan tempat Anda menginap. Maklum, pantai ini masih dikelola oleh penduduk lokal. Jadi untuk urusan penginapan ataupun guiding, belum terfasilitasi dengan baik.
Namun sayang sekali, lokasi ini masih minim perhatian dari pemerintah Kabupaten Lebak ataupun Provinsi Banten. Hal ini terlihat dari home stay yang beroperasi (sebanyak 17 lokal) semuanya atas inisiasi warga setempat. Bahkan, Ketua Paguyuban Pemilik Home Stay Sawarna, Nenden mengeluh air bersih saja tidak menjadi perhatian pemerintah.
“Kami melalui paguyuban ini berusaha berulang kali untuk mendapatkan fasilitas air bersih karena yang ada saat ini sangat terbatas dan kurang memadai bila sedang padat pengunjung,” keluhnya.
Selain itu, terlihat pula banyak yayasan yatim piatu di desa ini yang mengandalkan bantuan para turis untuk menghidupi anak asuhnya akibat minimnya perhatian dinas sosial setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar