Seorang walikota di Prancis memecat empat instruktur di sebuah kamp
musim panas anak-anak karena berpuasa selama Ramadan. Menurut walikota
tersebut, pegawai yang tidak makan bisa membahayakan keselamatan
anak-anak.
Diberitakan BBC, Selasa 31 Juli 2012, keempat
instruktur itu dipecat pada 20 Juli lalu, saat awal puasa di Prancis,
oleh walikota Gennevilliers, sebelah barat Prancis. Keempatnya
kedapatan berpuasa dan tidak makan siang ketika bekerja.
Walikota
bernama Jacques Bourgoin berdalih bahwa mereka telah menyalahi
kontrak. Dalam kontrak, terdapat klausa yang mewajibkan makan siang bagi
seluruh pegawai.
Klausa ini dicantumkan setelah beberapa tahun
lalu seorang anak terluka parah karena instruktur wanita di tempat
tersebut terlalu lemah akibat tidak makan.
"Mereka tidak
menghargai kontrak yang bisa membahayakan keamanan fisik dari anak-anak
yang menjadi tanggung jawab mereka," kata Bourgoin.
Keputusannya
ini langsung mendapatkan kecaman keras dari pemuka agama Islam dan
aktivis HAM di Prancis. Mereka mengatakan bahwa puasa adalah masalah
kebebasan individu, tidak ada hubungannya dengan kontrak.
Lagipula
menurut laporan yang diterima BBC, beberapa perusahaan di Prancis
mengatakan bahwa berpuasa tidak berpengaruh terhadap performa karyawan
mereka.
Rencananya, keempat pegawai yang dipecat tersebut akan
mengajukan masalah ini ke pengadilan. Namun, sebelum hal tersebut
dilakukan, dewan kota Gennevilliers memutuskan untuk menganulir
keputusan pemecatan dan merevisi klausa dalam kontrak.
Walaupun
menerima keputusan tersebut, namun Bourgoin masih keras kepala. Dia
mengatakan akan menggelar arena debat soal masalah ini pada September
mendatang. | dunia.news.viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar