AGRONOMI
Definisi dan Pengertian Agronomi
Definisi dan Pengertian Agronomi
- Sadjad (1976) Agronomi sebagai cabang ilmu-ilmu pertanian yang mencakup pengelolaan lapang produksi dan menghasilkan produksi maksimum.
- Setyati (1982) Ilmu Agronomi merupakan ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya untuk memperoleh produksi maksimum.
Produksi maksimum bermakna baik kuantitatif maupun kualitatif.
Pengelolaan dilakukan pada berbagai tingkatan dari sederhana sampai maju, dan pada saatnya tingkat efektivitas dan efisiensi temyata dipengaruhi oleh tingkat budaya manusianya .
Agronomi
(Agros = lahan, field
Nomos = pengelolaan)
Ilmu yang mempelajari cara pengelolaantanaman pertanian di sebidang lahanguna mendapatkan hasil yang lebihtinggi untuk keperluan umat manusia
Agronomi meliputi 3 unsur :
Agronomi meliputi 3 aspek pokok :
meliputi berbagai bidang lain dalam ilmu pertanian, yang masing-masing mempunyai tindak agronomi sendiri-sendiri, tetapi ada saling keterkaitan antara satu dengan lainnya
SISTEM PERTANIAN
Sistem ladang
merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.
Sistem tegal pekarangan
berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
Sistem sawah,
merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
Sistem perkebunan,
baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.
Sistem Pertanian di Indonesia
Berdasar tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan, ada beberapa sistem :
Kemudian tanaman menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan perantara hewan, udara serta air laut, untuk kemudian berkembang dan beradaptasi sesuai dengan daerah dimana tanaman tersebut tumbuh dan berkembang biak.Tak semua tanaman yang berada di Indonesia berasal asli dari negara ini.Banyak tanaman yang aslinya berasal dari negara lain dan kemudian dibawa ke Indonesia.
Tanaman tersebut dikembangbiakkan dengan beberapa alasan. Seperti misalnya kopi yang sengaja dibawa ketika masa penjajahan Belanda, dikembanbiakkan di Indonesia untuk menjadi komoditas ekspor. Begitu juga dengan tanaman hias yang sengaja dibiakkan karena terpengaruh oleh tren yang ada di luar negeri. Para pecinta tanaman membiakkan dan mengembangkan tren tanaman hias tersebut untuk dikenalkan dengan para pecinta tanaman yang ada di Indonesia.
Pengelolaan dilakukan pada berbagai tingkatan dari sederhana sampai maju, dan pada saatnya tingkat efektivitas dan efisiensi temyata dipengaruhi oleh tingkat budaya manusianya .
Agronomi
(Agros = lahan, field
Nomos = pengelolaan)
Ilmu yang mempelajari cara pengelolaantanaman pertanian di sebidang lahanguna mendapatkan hasil yang lebihtinggi untuk keperluan umat manusia
Agronomi meliputi 3 unsur :
- Lapang/lahan produksi
- Pengelolaan
- Produksi maksimum
- Suatu usaha dapat disebut sebagai usaha pertanian apabila telah ada campur tangan manusia di dalamnya.
- Pertanian purba belum merupakan suatu tindakan gronomi,karena belum adanya upaya manusia untuk mengelola tanahnya
- Tingkatan tindak agronomi dimulai dari tingkatan yang sederhana sampai tingkatan yang maju.
- Tindak agronomi dimulai ketika petani sudah mulai menetap di suatu areal lahan.
- Berikutnya mereka mulai memikirkan bagaimana caranya agar hasil pertaniannya lebih meningkat. Disini sudah terlihat adanya upaya dari petani tersebut untuk mengelola pertaniannya. Upaya ini mula-mula masih bersifat tradisional, tetapi dengan berjalannya waktu, dengan kemajuan ilmu dan teknologi, akhirnya nantinya dapat tercapai produksi yang maksimum
Agronomi meliputi 3 aspek pokok :
- Fisiologi tanaman
- Perlakuan-perlakuan
- Ekologi tanaman
- Mempengaruhi pertumbuhan
- Pemuliaan tanaman
- Kualitas tanaman
meliputi berbagai bidang lain dalam ilmu pertanian, yang masing-masing mempunyai tindak agronomi sendiri-sendiri, tetapi ada saling keterkaitan antara satu dengan lainnya
SISTEM PERTANIAN
Sistem ladang
merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.
Sistem tegal pekarangan
berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
Sistem sawah,
merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
Sistem perkebunan,
baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.
Sistem Pertanian di Indonesia
Berdasar tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan, ada beberapa sistem :
- Sistem ladang : belum berkembang, pengelolaan sangat sedikit, produktivitasnya tergantung lapisan humus awal.
- Sistem tegal pekarangan : di lahan kering , pengelolaannya masih rendah , terdapat tanaman campuran, baik tahunan maupun musiman.
- Sistem Sawah : teknik budidaya tinggi , sistem pengelolaan yang sudah baik (tanah , air dan tanaman), stabilitas kesuburannya lebih baik.
- Sistem perkebunan : khusus tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan-bahan yang dapat diekspor, tingkat manajemen sudah maju.
Kemudian tanaman menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan perantara hewan, udara serta air laut, untuk kemudian berkembang dan beradaptasi sesuai dengan daerah dimana tanaman tersebut tumbuh dan berkembang biak.Tak semua tanaman yang berada di Indonesia berasal asli dari negara ini.Banyak tanaman yang aslinya berasal dari negara lain dan kemudian dibawa ke Indonesia.
Tanaman tersebut dikembangbiakkan dengan beberapa alasan. Seperti misalnya kopi yang sengaja dibawa ketika masa penjajahan Belanda, dikembanbiakkan di Indonesia untuk menjadi komoditas ekspor. Begitu juga dengan tanaman hias yang sengaja dibiakkan karena terpengaruh oleh tren yang ada di luar negeri. Para pecinta tanaman membiakkan dan mengembangkan tren tanaman hias tersebut untuk dikenalkan dengan para pecinta tanaman yang ada di Indonesia.