Halaman

Selasa, 31 Juli 2012

PRODUSEN DAN PENAWARAN HASIL PRODUKSI


A. Peranan Produsen Dalam Tataniaga Pertanian
Produsen hasil pertanian adalah orang atau suatu usaha yang memproduksikan hasil-hasil pertanian.

Contohnya, petani pengusaha pertanian yag menghasilkan produk pertanian. Tanpa produsen tidak aka nada hasil-hasil pertanian yang dapat dibeli dan dikonsumsi oleh konsuen dan juga tidak akan ada kegiatan tataniaga.
Petani produsen selain statusnya sebagai produsen hasil-hasil pertanian mereka juga merupakan konsumen hasil-hasil industry seperti pupuk, bibit, obat-obatan tanaman, serta kebutuhan mereka sehari-hari.

Jika petani produsen mendapatkan masalah dengan produksi usahataninya seperti terserang hama, penyakit atau iklim yang tidak menguntung kan sehingga produksi hasil pertanian sedikit. Volume hasil yang akan dijual sedikit, sehingga :

  • Pembelian pedagang pengumpul berkurang
  • Mempegaruhi proses penyimpanan, baik pada proses penyeinbangan , baik pada proses pengumpulan atau pada proses penyebaran.
  • Volume yang diangkut dan disimpan akan berkurang sehingga alat angkut dan gudang berkurang penggunannya
  • Jumlah barang yang diecerkan di pasar berkurang sehingga mekanisme harga dipengaruhi, sehingga harga akan naik.
  • Tetapi bila petani produsen menggunakan input dan teknologi yang baik, maka produksi persatuan luas akan meningkat dibandingkan keadaan sebelumnya. Akibatnya :
  • Pembelian pedagang pengumpul akan naik, sehingga perlu banyak tenaga dan modal
  • Kebutuhan alat angkut dan gudang meningkat
  • Jumlah barang yang dicerkan di pasar meningkat
  • Jika jumlah permintaan tetap, maka harga akan turun
B. Produsen Hasil Pertanian dan Industri
Tingkat berhasilnya usaha produsen hasil pertanian sangat bergantung pada alam, sedangkan produsen hasil; industry tidak demikian. Pada usaha pertanian kecil-kecilan (small Scale) biasanya petani produsen dalam kegiatan berproduksi lebih bersifat generalis yaitu mengusahakan tanaman yang beraneka ragam, sedangkan pada usaha industry seperti pabrik biasanya bersifat spesialisasi (satu jenis komoditi).

Untuk usaha pertanian skala besar (large scale) seperti perkebunana, kegiataannya bersifat spesialisasi sama dengan industry, seperti perkebunan kelapa sawit atau karet.

C. Jenis – jenis Hasil Pertanian
Dalam penggunaan hasil pertanian dapat dibagi :

1. Hasil pertanian bahan makanan (food material)
Yaitu benda konsumsi dari hasil pertanian yang dalam bentuk aslinya dapat langsung dikonsumsi oleh manusia, misalnya mangga, pepaya, jeruk, dll.

2. Hasil pertanian bahan baku (raw material)
Yaitu suatu produk hasil pertanian sebelum dikonsumsi mengalami proses pengolahan sehingga disebut bahan mentah. Contohnya buah-buahan merupakan bahan mentah untuk perusahaan buah-buahan kaleng. Padi adalah bahan mentah karena tidak ada orang langsung memakan padi karena harus dijadikan beras terlebih dahulu.
Tanaman yang menghasilkan bahan makanan disebut juga food croops dan yang menghasilkan bukan bahan makanan dinamakan non food croops. Keduanya dapat berupa tanaman ekspor bila penggunaan dalam negeri sudah melebihi kebutuhan.

D. Ciri khas produk Pertanian
Hasil pertanian sifat fisiknya berebeda dengan hasil industry. Sifat fisik yang merupakan cirri khas produk pertanian itu adalah :
1. Mudah busuk atau mudah rusak yang dikenal dengan perishable.
Contohnya buah-buahan, sayur-sayuran, daging, telur dll. Barang-barang perishable :
  • Memerlukan perlakuan fisik (physical handling) yang baik, hati-hati, dan teliti.
  • Membutuhkan tempat penyimpanan yang baik
  • Harus diangkut ke tempat konsumen dengan cepat sebelum menjadi busuk. Jika suatu barang sudah rusak fisiknya, maka nilai kualitasnya menurun.
2. Mengambil banyak tempat dinamakan voluminous
Contohnya : gabah, singkong, tandan buah segar, kelapa sawit.

3. Bersifat berat dan sulit untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain (bulky)
Contohnya : singkong.
Barang bulky ini memerlukan biaya penyimpanan dan pengangkutan yang tinggi sehingga nilai persatuan berat dan volumenya menjadi kecil. Contohnya biaya pengangkutan 1 ton gula dan singkong pada jarak yang sama yaitu Rp. 100.000. Harga gula Rp. 6.000/kg dan harga singkong Rp. 2.000/kg. Persentase biaya dan harga per-kgnya adalah :
Gula = 100 x 100 % = 1,67
6000
Singkong = 100 x 100% = 5%
2000
Jadi singkong (barang yang bulky) biaya persatuan beratnya lebih tinggi dari gula, (barang yang tidak bulky), sehingga nilai berat barang bulky lebih rendah dari barang yang tidakbulky.
Barang Volumnious juga dalah barang bulky, tetapi tidk semua barang bulky adalah voluminous.

E. Lokasi Daerah Produksi
Ini merupakan factor yang penting terutama pada produsen bermodal besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi daerah produksi pertanian adalah :

1. Perbedaan Biaya produksi
Lain Tempat, biaya prodduksi juga berebada karena iklim, keadaan tanah, cara bekerja, keterampilan pekerja. Untuk itu diupayakan lokasi daerah produksi yang biaya produksinya paling kecil.

2. Perbedaan Biaya Transfer
Yaitu perbedaan biaya, kualitas angkut dan kondisi jalan. Alat angkut yang cukup dan kondisi jalan yang baik akan mengefisienkan biaya transfer. KArena ciri khas hasil pertanian yang perishable, voluminous dan bulky, maka biaya transfer ini amat menentukan lokasi daerh produksi. Biaya transfer yang efisien yang lebih dipilih.

3. Adanya Lambaga
a. Lembaga TataNiaga.
Jika lembaga tataniaga ini kurang dijumpai di lokasi daerah produksi maka akan :
  • Menyulitkan proses pengumpulandan pengangkutan
  • Pengaliran barang akan lambat
  • Harga hasil pada petani/pengusaha pertanian akan rendah karena permintaan rendah dari produksi yang ditawarkan produsen.
b. Lembaga Pemerintah
Lembaga ini membuat aturan-aturan dalam tataniaga.
  • Kalau aturan-aturannya kurang baik akan menghalangi dan meningkatkan biaya tataniaga.
  • Juga membuat sarana dan prasarana transportasi jalan, jembatan, alata angkut. Daerah dengan kondisi jalan dan alat angkut yang baik menjadi pilihan untuk menetapkan lokasi daerah produksi.

1 komentar: