Halaman

Selasa, 01 Mei 2012

4 Mitos dan Fakta Seksual di Indonesia

TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas masyarakat Indonesia masih menganggap pembicaraan tentang seks sebagai hal yang tabu. Akibatnya, info-info seksual yang benar dan memadai tidak tersampaikan ke remaja yang terbawa hingga mereka dewasa. Sementara di permukaan yang beredar adalah mitos-mitos seksual.

Peneliti Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Irwan M. Hidayanam memaparkan mitos-mitos sosial dan faktanya hari ini. "Mitos-mitos membuat masyarakat menjadi hipokrit, memakim dan menghujat atas nama moral," ujar dia dalam Simposium Nasional Seksologi di Hotel Le Meredien, Jakarta, Jumat, 28 Oktober 2011.


Berikut ini adalah daftar mitos dan fakta seksual yang dipercayai dan dianut masyarakat:

1. Seks adalah sesuatu yang alami

Ini adalah kalimat andalan orang tua ketika ditanyai tentang seks oleh anak mereka yang sudah memasuki pubertas. Orangtua beranggapan anak-anak akan tahu dengan sendirinya. Alasannya, mereka tidak memiliki pengetahuan seksual yang memadai atau punya pengetahuan yang memadai, tapi tidak tahu cara menyampaikannya.

Fakta : Anak-anak sudah melek teknologi sehingga semua informasi mudah diperoleh, termasuk tentang seksualitas. Info seksual yang diterima bisa salah dan menyehatkan. Sayangnya anak justru bertanya kepada rekan sebaya atau media massa, bukan kepada orang tuanya sendiri

2. Seks dan bahayanya

Dalih ini muncul dari guru sekolah yang mengajar tentang materi seksualitas, semisal guru biologi, guru agama, guru pendidikan jasmani. Pandangan ini menunjukkan bahwa seks adalah hal yang negatif sehingga mereka merasa tidak perlu memberikan pendidikan seks dalam kurikulum sekolah.

Fakta : Seks dianggap sebagai hal yang kotor dan orang berpandangan kenikmatan seksual sebagai sesuatu yang memalukan.

3.Perkawinan adalah tempat yang aman

Masyarakat Indonesia masih menganut paham, seks ada dalam kerangka perkawinan dan keluarga. Hubungan seks yang saha adalah yang melalui institusi perkawinan. Seks pranikah dan seks di luar nikah dianggap dosa, amoral, dan asusial.

Fakta : Dua dasawarsa terakhir, perkawinan bukan tempat seks yang aman. Epidemi HIV/AIDS masuk ke lembaga perkawinan. Penularannya bisa dari penyakit seksual manual atau penggunaan narkotika yang berujung seks dalam perkawinan yang sah.

4. Mitos budaya timur

Istilah "budaya timur" membuat pembicaraan perilaku seks pranikah, di luar nikah, pelacuran dan homoseksual menjadi tabu. Padahal tidak pernah jelas definisi budaya timur. Budaya timur dianggap sebagai reaksi budaya barat yang bebas dan mengarah ke negatif.

Fakta : Semakin ditutupi pembicaraan tentang seks, maka timbul penyimpangan seks. Contohnya adalah pornografi, pelecehan, perkosaan, perselingkuhan dan lain-lain.

Menurut Irwan, sebagian norma seksual yang menjadi mitos sesksual harus dibongkar. "Karena membuat masyarakat tidak memiliki pengetahuan seksual yang benar dan memadai," ujar dia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar