TEMPO.CO, Jakarta
- Mayoritas masyarakat Indonesia masih menganggap pembicaraan tentang
seks sebagai hal yang tabu. Akibatnya, info-info seksual yang benar dan
memadai tidak tersampaikan ke remaja yang terbawa hingga mereka dewasa.
Sementara di permukaan yang beredar adalah mitos-mitos seksual.
Peneliti
Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia, Irwan M. Hidayanam memaparkan mitos-mitos
sosial dan faktanya hari ini. "Mitos-mitos membuat masyarakat menjadi
hipokrit, memakim dan menghujat atas nama moral," ujar dia dalam
Simposium Nasional Seksologi di Hotel Le Meredien, Jakarta, Jumat, 28
Oktober 2011.
Berikut ini adalah daftar mitos dan fakta seksual yang dipercayai dan dianut masyarakat:
1. Seks adalah sesuatu yang alami
Ini adalah kalimat andalan orang tua ketika ditanyai tentang seks oleh
anak mereka yang sudah memasuki pubertas. Orangtua beranggapan anak-anak
akan tahu dengan sendirinya. Alasannya, mereka tidak memiliki
pengetahuan seksual yang memadai atau punya pengetahuan yang memadai,
tapi tidak tahu cara menyampaikannya.
Fakta :
Anak-anak sudah melek teknologi sehingga semua informasi mudah
diperoleh, termasuk tentang seksualitas. Info seksual yang diterima bisa
salah dan menyehatkan. Sayangnya anak justru bertanya kepada rekan
sebaya atau media massa, bukan kepada orang tuanya sendiri
2. Seks dan bahayanya
Dalih ini muncul dari guru sekolah yang mengajar tentang materi
seksualitas, semisal guru biologi, guru agama, guru pendidikan jasmani.
Pandangan ini menunjukkan bahwa seks adalah hal yang negatif sehingga
mereka merasa tidak perlu memberikan pendidikan seks dalam kurikulum
sekolah.
Fakta : Seks dianggap sebagai hal yang kotor dan orang berpandangan kenikmatan seksual sebagai sesuatu yang memalukan.
3.Perkawinan adalah tempat yang aman
Masyarakat Indonesia masih menganut paham, seks ada dalam kerangka
perkawinan dan keluarga. Hubungan seks yang saha adalah yang melalui
institusi perkawinan. Seks pranikah dan seks di luar nikah dianggap
dosa, amoral, dan asusial.
Fakta : Dua
dasawarsa terakhir, perkawinan bukan tempat seks yang aman. Epidemi
HIV/AIDS masuk ke lembaga perkawinan. Penularannya bisa dari penyakit
seksual manual atau penggunaan narkotika yang berujung seks dalam
perkawinan yang sah.
4. Mitos budaya timur
Istilah "budaya timur" membuat pembicaraan perilaku seks pranikah, di
luar nikah, pelacuran dan homoseksual menjadi tabu. Padahal tidak pernah
jelas definisi budaya timur. Budaya timur dianggap sebagai reaksi
budaya barat yang bebas dan mengarah ke negatif.
Fakta
: Semakin ditutupi pembicaraan tentang seks, maka timbul penyimpangan
seks. Contohnya adalah pornografi, pelecehan, perkosaan, perselingkuhan
dan lain-lain.
Menurut Irwan, sebagian norma seksual yang
menjadi mitos sesksual harus dibongkar. "Karena membuat masyarakat tidak
memiliki pengetahuan seksual yang benar dan memadai," ujar dia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar